Di Kalimantan, SEKALA telah bekerja dengan para pemangku kepentingan lokal di Malinau untuk melakukan analisis terhadap investasi lahan dan potensi untuk pembangunan ekonomi hijau. SEKALA juga memetakan tanah adat di DAS Malinau. Informasi ini digunakan oleh pemerintah daerah dan forum masyarakat adat untuk meningkatkan perencanaan penggunaan lahan setempat.
Dari 2011-2013, SEKALA bekerja untuk Satuan Tugas REDD+ dan Komite Regional REDD+ Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur (termasuk Provinsi Kalimantan Utara sekarang), untuk menyediakan data dasar dan penilaian peta dasar di provinsi tersebut. Kegiatan ini juga membantu melembagakan sistem pemetaan dan survei kadaster terpadu untuk pemerintah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur; dan mendukung Unit Kerja Presiden Untuk Percepatan Pembangunan (UKP4) dalam pengembangan kebijakan 'Satu Peta'. SEKALA juga telah bekerja dengan World Resources Institute (WRI) dalam mengembangkan metode untuk mengidentifikasi lahan terdegradasi dan mengujicoba pertukaran lahan di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Pekerjaan ini dikenal sebagai proyek Offset Karbon Kayu dan Kelapa Sawit (POTICO) yang melibatkan Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (PADIATAPA) atau Free, Prior, and. Informed Consent (FPIC), dalam negosiasi penggunaan lahan dan proses pemetaan masyarakat.
Sebelumnya, SEKALA bekerja dengan The Nature Conservancy (TNC) untuk membantu pemerintah daerah dalam melakukan analisis spasial yang diperlukan untuk menyiapkan strategi REDD+ di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Selama kegiatan tersebut, SEKALA telah membangun jaringan yang baik dengan para pihak di Kalimantan Timur dan menyiapkan data spasial untuk Kalimantan Timur, seperti data topografi, rencana tata ruang, peta hutan dan gambut dan data penggunaan lahan lainnya. Data ini dianalisis untuk menghasilkan peta yang menunjukkan beberapa inkonsistensi data dan memungkinkan para pemangku kepentingan untuk menentukan daerah mana yang harus diprioritaskan untuk inisiatif REDD+.
SEKALA juga telah bekerja dengan Fauna dan Flora International di Kalimantan Barat dalam rangka inisiatif konservasi orangutan pada cakupan bentang alam (landscape) di Kabupaten Ketapang; dan dalam rangka membangun proyek percontohan REDD+ di Kapuas Hulu.